Kamis, 04 Januari 2018

Karena Ibu, Aku Kuat



Gadis batu dan ibu tangguh.

Hai sahabat  pembaca, pepatah jaman dulu tak kenal maka tak sayang, Tak sayang maka tak cinta, ijinkan aku mau memperkenalkan diri dahulu ya, namaku  Mega, usiaku 21 tahun, aku punya umak (ibu ) yang super hebat, pahlawan yang menjadi semangat dan kekuatanku , wanita yang sangat aku idolakan dan motivator ku.

 
Semua ibu adalah malaikat buat kita, anak-anaknya, tapi masing-masing kita punya cerita dan pengalaman yang berbeda-beda, aku mau sedikit berbagi cerita, bahwa aku dan umakku adalah patner bisnis atau tim kerja yang baik.
Sejak kecil saat aku SD aku sudah di ajarkan mencari uang jajan sendiri oleh umak, dengan cara berjualan jajanan di kelas yang di buat umak ku, contohnya nasi kuning yang di bungkus daun pisang berlauk sambal kacang dan ikan teri dan mi goreng bihun, es lilin atau es pelangi, kacang goreng, dan lainnya, dan aku mendapat upah dari jualanku untuk uang sakuku.
Sampai sekarang cara yang umak ajarkan untuk mendapatkan uang masih aku lakoni, dan sudah tertanam dalam otakku sejak kecil.
Terlebih memang background keluargaku semuanya pedagang , mulai dari datok, nenek, umak sampai turun temurun dan sekarang ke aku, keluarga kami beramata penghasilan dari berjualan.

Jualan bukan sekedar kerjaan tapi sudah menjadi hobi ku, mengisi libur dengan berjualan dan menghasilkan uang sendiri dari upahnya. kerja sama ku dengan umak sangat baik, kami menjadi patner layaknya dalam sebuah bisnis, istilahnya umak sebagai suplyer dan aku sebagai produsennya, sebut saja patner bisnis lah ya, biar terdengar sedikit keren.
Umakku menyediakan barang yang akan di jual, dan aku dapat bagian yang menjualnya, itu terjalin sejak aku duduk di kelas 2  sekolah dasar dan sampai sekarang.
Waktu sd aku berjualan di sekolah berjualan nasi kuning yang di bungkus daun pisang berlauk sambal ikan teri dan mi bihun, dan sepulang sekolah atau hari libur aku berjaja ke di tetangga2 dekat rumahku.
Jatuh bangun di Jalan

Saat SMP dan SMA jajahan bisnis kami mencakup sedikir lebih luas, setiap hari libur aku menjajakan gulai umak dengan menempuh jarak lebih dari 70km misalnya dari rumahku di Dusun Setinggak ke Desa Temajuk bahkan sampai masuk daerah malaysia, dan tak jarang aku menjual ke post penjagaan malaysia menggunakan sepeda motor, dengan menempuh medan yang kadang egois dan kadang menjebak, sehingga tak jarang aku jatuh dari motor saat perjalanan,  untung jalannya  berpasir jadi tidak begitu sakit kalau tumbang. pernah sampai jualanku habis tumpah karna jatoh dari motor akibat medan yang di tempuh becek, dan akhirnya aku singgah ke rumah orang numpang mencuci plastik jualanku.
Beberapa orang menyebutku perempuan batu, karna bisa di bilang aku gadis satu2nya di kampungku yang mengerjakan ini, berjualan dg jarak yang jauh.
Tak jarang yang menanyakan aku capek dan malu gak sih mengerjakannya, ?
Kalau capek , iya, pasti lah, setiap pulang jualan aku selalu minta badanku di injak adek ku, untuk melawan rasa capek.

Sering umak bilang "capek yang di rasa tak seberapa dan terlawan saat jualan habis" iya, memang benar,apalagi  melihat senyum syukur alhamdulillah wanita itu atas rejeki yang didapat dari jualan. 
Sejak kecil Umak sudah  menanamkan ke otakku bahwa tak perlu malu dengan keadaan yang Tuhan berikan, kenapa harus  malu kalau kerjaan ini baik dan halal. 
Umak sering mengingatkan hadistini dan menjadi motivasiku:

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang pekerjaan yang paling utama. Beliau menjawab, “perniagaan yang baik dan pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri” (HR. Al Bazzar dan Thabrani dalam Al Mu’jam Kabir; shahih lighairihi)

Justru aku bangga,  bahwa gak semua orang bisa melakukannya, butuh fisik dan mental yang kuat untuk mengerjakannya.
 Kenapa tidak, perjalanan yang di tempuh cukup jauh, mental untuk aku bertemu banyak orang yang berbeda2 karakter, dan aku senang melakukannya karna sebagai pemasukan di sakuku, dari upah itu aku gak meminta uang jajan cuma cuma, tapi dengan keringat ku sendiri, melalui kerjasama kami, ibu dan anak.
Meskipun yang aku jual adalah olahan dari umakku sendiri,  upah yang ku dapat sama seperti upah para penjual pada umumnya.
Tak jarang saat aku tak punya duit, aku selalu meminta umak untuk membuat masakan untuk aku jual biar dapat duit, terlebih kalau mau lebaran, semangat ku dua kali lipat, berjualan untuk ongkos beli baju lebaran dan jajan. hehehehe

Beda Kisah Setelah kelulusan SMA.

Sebulan Setelah kelulusan SMA kerja samaku dengan ibu terhenti, karena aku mendapat tawaran bekerja. Saat itu tak ada keinginan untuk kuliah, karna faktor ekonomi, sehingga tawaan itu langsung aku terima.
2 tahun berlalu dalam dunia kerja, 2 tahun kerjasama aku dengan ibu terhenti, akhirnya terbuka pikiran untuk kuliah.

Impian dan Cita-cita  Gadis Kampung

Suatu waktu tiba cuti kerja, aku di ajak ke jogja dalam sebuah kegiatan konservasi, ini perjalanan pertamaku naik pesawat, ke luar daerah, bertemu banyak orang, melihat luasnya dunia, bertemu orang-orang hebat sehingga membuka  Pikiran ingin kuliah. Sepulang dari jogja  setiba dirumah aku langsung memutuskan untuk berhenti kerja dan ingin kuliah, tapi keinginan itu masih tersimpan di benakku.
Sebelum aku keluar dari pekerjaanku aku bicara dari hati ke hati dengan ibuku untuk mengutarakan niatku , awalnya ibuku menolak nya, sambil menangis dia berkata:
’’ kamu liat kedua orang tuamu sudah tua renta, apa kami sanggup membiayai kuliahmu, bapakmu yang sakit-sakitan, sementara masih ada adikmu yang masih SD”.
Aku pun tak bisa membendung air mataku mendengar perkata itu, sekejap aku tak bisa berkata dan hanya meneteskan air di mataku.
Sampai pada waktuya aku berusaha meyakinkan ibu dan keluargaku bahwa aku mampu menjalaninya meskipun harus menderita, yang jelas aku punya tekad dan keinginan yang besar untuk itu, aku dan ibu terus adu argumen, sampai aku dengan sejuta harapan dan berusaha meyakinkan keduanya aku berkata ’’ Allah pasti memberi jalan dan kemudahan, masalah rejeki aku yakin pasti ada jalannya, aku Cuma butuh doa dan restu ibu dan bapak, gak lebih dari itu, percaya lah aku pasti bisa dan mampu’’.
 
Semua tekad ini untuk  memperbaiki  kehidupan keluarga, meskipun dengan kuliah tak menjamin apa yang aku impikan, setidaknya di keluarga kami ada yang menjadi sarjana, karena di keluarga besar kami tidak ada yang sekolah tinggi.
Dan pada akhir mereka menyetujui niatku, sambil nangis aku peluk ibuku dan ku cium kakinya untuk mohon doa dan restunya, karna doa dan ibu adalah segalanya dan nomor satu.

Tetangga Usil

Yang namanya hidup ya, pasti ada saja  manusia ya nyinyir,  komentar-komentar pedas yang menohok , pro kontra kehidupan pasti ada dan banyak lah, ada  yang mmempertanyakan
” kok kamu udah lama kerja masih ada niat untuk kuliah? “
Biasanya orang yang udah mengenal uang (udah kerja) jarang yang mau kuliah ? 

 aku hanya menjawab, “baru dapat hidayah dan baru terbuka pikiranku.
 Ada yang berkata;
” apa kamu mampu menyelesaikan kuliah, biayanya gak murah loh, butuh banyak duit untuk biaya hidup dan biaya kuliah’’.
 mendengar itu rasanya pasti kesal dalam hati, jantungku berdegub membrontak dan air mata menggenangi bolamataku tapi tak jatuh, tapi itu kenyataannya, memang aku sendiri tau itu dan aku tau bagaimana keadaan ekonomi keluarga, tapi aku tak menyerah, karna tekad dan niat ku lebih besar dari omongan dan nyinyiran mereka..
Kalimat itu menjadi power dan motivasi ku.
 Setiap kali aku lelah dan goyah, aku kembali mengingat nya menjadi kekuatan untuk aku harus bisa  menunjukan ke mereka bahwa orang miskin juga berhak punya cita-cita. 

Dalam hatiku bicara ''Biar Allah yang menjawabnya, karna Aku percaya rejeki Allah atur dan setiap ada kemauan dan niat yang baik pasti ada jalan dan kemudahan.
Di umur ku yang gak muda bagai mana tidak kawan-kawan satu leting ku sudah semester 5 aku baru mau daftar kuliah. Pada akhirnya Allah menjawab doa dan niatku, aku di terima di satu Uiversitas Negeri dan alhamdulillah akhirnya aku bisa kuliah, semoga aku bisa menyelesikannya dengan baik. Amin

Percayalah, setiap ada kemauan yang baik, yakin, ikhtiar dan doa, semua pasti ada jalan dan kemudahan.

Bisnis Kembali di Mulai

Bisnis kami terjalin Kembali saat aku kuliah, meski aku berada di perantauan.
Lewat bus, umak sering mengirimiku barang2 yang bisa aku jadikan uang disini, contohnya mengirim petai 1 kardus dan aku jual lewat fb dan aku tawarkan ke kawan-kawan kampusku.
Umakku yang punya 4 orang anak, 2 orang menantu dan 3 orang cucu beliau bekerja sebagai penjual gulai lebih dari 35 tahun, sampai sekarang, saat badan yang sudah mulai separuh demi separuh  renta, beliau masih kuat mengerjakannya, bangun jam 2 subuh sampai pagi, setelah selesai siangnya mencari bahan2 untuk di masak dan di jual besoknya, setiap hari kegiatannitu terus berjalan.  

Beliau selalu mengatakan kerja selagi kau mampu, lakukan selagi tubuhmu mampu, dan selagi kau senang melakukannya, lakukanlah.
Ibu selalu melakukan hal yang terbaik untuk anak-anaknya, tak peduli seberapa banyak peluh yang menetes, dan cucuran airmata yang mengalir, pengorbanan dan kasih sayangnya tak akan pudar. 
Kadang sedih dan kasian melihat urat2 di tubuh wanita yang sudah separuh renta itu, tapi semangat dan senyumnya yang terlihat ikhlas mengerjakan semuanya menggambarkan bahwa kerjaan yang kita sukai tak pernah membebani, sekeras apapun itu.
Saat ini hanya doa kesehatan dan rezki yang berkah yang bisa aku kirim dari kejauhan untuk wanita yang paling aku sayangi, dan tetap menjadi patner bisnisku ya umakku, wanita terkuat dan tersayangku.
Teruntuk Umakku dan semua ibu di bumi, kalian malaikat  nyata yang Tuhan utus untuk kami para anak manusia yang tak bisa  hidup tanpa kasih sayang seorang ibu.
Ibu, kami mencintai mu, kami menyayangimu,  you are my everything.
Tak perlu malu dengan pekerjaan mu, sekecil apapun penghasilannya, bersyukur lah dan nikmati yang telah Tuhan berikan, sekalipun sebagai seorang pedagang keliling, bahwa hasil yang di dapat dari usaha tangan sendiri lebih terasa nikmat.

Terimakasih, semoga tulisan ini dapat memberi manfaat bagi pembaca, tulisan ini di ikutsertakan dalam lomba #kompetisimenulis yang di selenggarakan oleh salihah.id dan hipwee.com


#CeritakuBersamaIbu     
#hipwee #hipweecomunity #kompetisimenulis #saliha.id                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar