Minggu, 05 Maret 2017

Ini Makhluk Penghuni Hutan Mangrove di Paloh

Di Kecamatan Paloh, hutan Mangrove merupakan rumah bagi satwa enemik yaitu Bekantan/ Kera Belanda.

Selain itu hutan Mangrove juga  merupakan tempat kehidupan makhluk berupa seafood bercangkang keras yang di jadikan sebagai sumber lauk yang kaya akan protein atau di jual sebagai penghasilan, meskipun bukan mata penghasilan utamakarena sebagai pencarian sampingan.

Mereka hidup di lumpur sekitaran mangrove, di celah akar Bakau atau Nipah dan kadang naik ke bagian pangkal batang pepohonan dalam hutan mangrove.

Ada tiga jenis seafood yang di jadikan sebagai pencarian masyarakat dan sebagai lauk yaitu :
Masyarakat setempat menyebutnya yaitu Terigang, Tengkuyung dan Kepah.

Yang pertama Terigang, yang berbentuk agak bulat (nama Indonesian nya saya kurang tau).



Yang kedua Tengkuyung, bentuknya yang memanjang seperti kerucut, yang terletak persis di Samping Terigang.


Yang ketiga Kepah, berbentuk seperti kerang, namun  cangkangnya sedikit lebih halus.

Sebagian orang mungkin tidak mengenal hewan ini akan merasa aneh.
Tapi siapa sangka, hewan bercangkang keras ini bisa di sulap jadi makanan yang sangat nikmat.
Seperti di sup, di sambal dengan petai atau di masak dengan tempoyak.
Hewan ini bisa bertahan hidup sampai 3 minggu, selama di badannya masih di selimuti lumpur dan tidak terkena air tawar.
Tapi ini bukan cerita makanan, melainkan berkah yang di berikan alam untuk kita jika kita menjaganya.

Saya bisa bayangkan jika hutan mangrove tidak ada,  mata pencarian masyarakatakan berkurang dan sumber lauk berprotein tinggi yang berasal dari seafood yang biasanya masyarakat setempat mendapatkannya dengan gratis tidak perlu membeli juga harus hilang.

Sebelum terlambat guys, mari kita sama-sama menjaga alam dan cintai lingkungan dengan tidak merusaknya, agar generasi anak cucu kita tidak hanya melihat dari cerita dan foto tapi masih bisa merasakan kekayaan yang di berikan oleh alam Indonesia.














Tidak ada komentar:

Posting Komentar